RSS

Untukmu, Ayah...

Barusan aja aku menemukan sesuatu didalam lemari di ruang tamu. Ada sebuah tumpukan kertas kecil, kemudian aku baca kertas itu. Ternyata kertas itu adalah id card ayah.
Aku jadi inget, id card itu adalah id card bisnis depot ayah dulu, dan ayah menamakan bisnisnya itu dengan “RIM” atau kesingkatan dari “RIKA MANDIRI”, seperti yang tertera di id card tersebut. Sekarang aku sadar, mengapa ayah menamai bisnisnya itu dengan nama “Rika Mandiri”. Dan sekarang....
Aku sadar kalo selama ini akulah anak kesayangan ayah, karna itulah beliau memberi nama bisnisnya dengan namaku.
Aku sadar kalo ayah ingin aku jadi anak yang mandiri.
Aku sadar kalo ayah ingin aku menjadi anak yang pintar.
Aku sadar kalo ayah ingin aku harus lebih baik darinya.
Aku sadar kalo ayah ingin aku jadi anak kebanggannya.
Dan tahukah kau ayah, aku berjanji bakal selalu ngebanggain ayah. Aku bakalan gapai mimpi aku.
Dulu ayah pernah bilang kalo ayah pengen aku jadi seorang Proffesor. Waktu itu, aku masih kecil. Aku gak tau apa-apa tentang Proffesor. Dan sekarang aku mengerti mengapa ayah menginginkan cita-cita itu.
Ayah juga ingin menjadi seorang proffesor, karna itulah ayah ingin aku yang menjadi proffesor.
Pasti senang rasanya melihat anak tercinta bisa menjadi seseorang yang dulu ia cita-cita kan, bukan?
Aku janji ayah, Insya Allah, aku bakal jadi proffesor.
Aku ingin membuat ayah tersenyum bangga disana.
Senyum untukmu selalu, ayah... 
Jika aku kangen ayah, aku selalu mengingat semua kenangan bersama ayah. Ayah masih inget kan ketika...
Ayah selalu mengantar aku kesekolah pas SMP. Kemudian memberi uang jajan lebih kalo aku ada les tambahan, padahal aku gak minta.
Ayah yang menggambarkan suasana perdagangan pada Kerajaan Majapahit. Ayah tau gak? Hasil lukisan ayah itu adalah lukisan yang terindah yang pernah aku lihat. So artistic. Bahkan bagiku, Picasso dan Da Vinci pun kalah. Nggak heran, lukisan yang aku bawa dikelas adalah lukisan paling bagus. Walau begitu, guru Sejarahku nggak percaya kalo itu lukisan buatanku. Tentu saja, itu adalah lukisan dari tangan sang Seniman hebat, Bu.. Dan seniman hebat itu adalah ayahku 
Ayah pernah memujiku dengan hasil karyaku. Pas SMP, kami disuruh menghiasi sebuah kotak yang terbuat dari kayu stik. Awalnya aku merengek meminta ayah agar menghiasi kotak tersebut untukku, tapi ayah nggak mau. Ayah nggak mau aku manja. Ayah mau aku berusaha sendiri. Jadilah aku menghiasi kotak kayu itu dengan menggunakan bahan yang sediakan, yaitu dengan cengkeh, kacang es, kacang hijau, gula, dan manik-manik yang aku tempel dengan pola yang indah dikotak kayu tersebut. Voila, aku tunjukkan hasil karyaku ke ayah. Ayah bilang hasil karyaku bagus sekali. Bahkan kakakku nggak percaya kalo aku sendiri yang menghiasinya sendiri. Aku jadi bangga.
Ayah juga yang selalu menjadi Mr. Sibuk jika hari mendekati lebaran. Beliaulah yang sibuk membeli segala sesuatu buat lebaran, mulai dari kue-kue, makanan buat hari raya, baju baru buat anak-anaknya, hingga yang menyuruh kami untuk membersihkan rumah. Ayah juga bawel kalo kami diam-diam mengambil kue-kue yang sudah disusun di toples yang telah diletakkan diruang tamu, hihihi..
Ketika pergi jalan-jalan bersama ayah, ayah selalu memegang tanganku. Ayah nggak mau aku hilang ditengah keramaian. Aku masih ingat gimana rasanya sentuhan tangan oleh seorang ayah yang bijaksana.
Terlalu banyak kenangan untuk diceritakan satu-persatu. Dan kenangan itu nggak akan aku lupain sekejap mata. Kenangan itu akan selalu ada dihati, meski kau tak tampak dimataku, ayah...
Dikala aku berkaca didepan cermin, aku tersenyum. Aku senang aku dilahirkan mirip denganmu ayah. Mata, rambut, wajah, kaki, penyakit, hingga sifatku nyaris mirip sepertimu ayah.
Bahkan jika aku dilahirkan sebgai seorang laki-laki, mungkin kita seperti kembar yang nyaris tidak memiliki perbedaan.
Sekarang umurku telah 19 tahun, ayah. Sudah hampir 6 tahun ayah tak ada dirumah lagi. Aku rindu semua kebiasaanmu..
Yang selalu melantunkan zikir ketika subuh menjelang. Ayah selalu sholat tahajud sebelum subuh. Dan aku selalu mendengarkan syair zikirnya.
Yang selalu membangunkan kami pagi-pagi dan marah-marah jika kami bangun siang.
Yang selalu melarang kami jika kami menonton TV pada waktu malam, karena malam adalah waktunya untuk belajar.
Yang selalu marah jika ketika makan bersama, kami malah sibuk nonton TV. Ayah benci dengan orang yang makan sambil menonton TV.
Yang selalu siap siaga mengantarkan ibu kemanapun ia mau. Ya, ayah memang selalu setia kepada kekasih hatinya itu.
Yang selalu bermain gitar ketika sore hari. Sudah aku bilang, ayahku memang seniman yang hebat 
Hahh.. Masih banyak lagi kebiasaan ayah yang tak lagi aku lihat sepanjang 6 tahun ini 
Ayah..
Sekarang aku bukan anak kelas 3 SMP lagi, seperti terakhir kali ayah melihatku. Aku sekarang seorang mahasiswi Teknik Informatika, semester 4.
Mungkin ayah tak percaya kalo sebelumnya aku telah gagal menjadi mahasiswi Kedokteran. Iya ayah, aku gagal. Tapi tak apa, aku yakin, apa yang aku injak adalah itulah jalanku. Aku tak akan menyesal, ayah. Karena aku tahu, dengan cara inilah aku bisa membanggakanmu.
Sempat pertama kali berpikir, aku nggak akan mampu. Hingga pada semester pertama, aku medapatkan IP 3,18. Meski telah mendapatkan 24 SKS, aku agak sedikit kecewa, ayah. Apalagi melihat IP temanku yang sangat bagus, yaitu 3,82. Jujur saja, aku iri. Tapi, aku jadikan itu sebagai motivasiku untuk lebih baik kedepan. Dan Dr. Kurdi juga bilang kalo IP ku harus ditingkatkan lagi.
Semester 2 aku berjuang lebih keras hingga aku mendapatkan IP 3,50. Tetapi masih kurang bagiku. Di semester3, aku berjuang mati-matian menyelesaikan semua ‘perang’ itu, dan alhasil aku mendapatkan IP 3,75. Sedikit nggak percaya, tapi aku bersyukur.
Di semester 4 ini aku akan berjuang lebih keras lagi untuk IP ku meningkat lagi supaya nilai di transkrip ku sangat enak untuk dipandang, mendapatkan beasiswa, dan bisa membanggakanmu, ayah...
Ayah...
Teruslah jadi motivatorku
Teruslah jadi penyemangatku
Karna bagiku, kaulah yang terbaik
Ayah...
Istirahatlah dengan tenang disana
Tidurlah dengan nyenyak
Semoga engkau mendapatkan tempat yang paling istimewa di sisi-Nya
Kami akan selalu mengirimkan doa-doa yang indah untuk mu
Agar istanamu selalu diterangi oleh cahaya yang indah pula
Ayah...
Sampai jumpa dialam sana
Kami akan menyusulmu...

Kami yang selalu merindukanmu
Untukmu, ayah...

Palembang, 9 Maret 2012
22:26 WIB

-Rika Anisa Wulandari-

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar